“Pemilihan Jabatan, Hasil Kerja, Kepuasan Kerja, dan Stabilitas Kerja”
Pemilihan
pekerjaan, stabilitas kerja, dan hasil kerja seseorang dapat disusun yang
meliputi: (1) Arah pilihannya (arti pilihannya dalam bidang tertentu atau
bermacam-macam pekerjaan) dan arah perubahan berikutnya, dan (2)Tingkat pilihan
jabatan dan prestasi kerja yang diperoleh.
Arah
pilihan. Arah pilihan yang pertama pada seseorang dapat ditetapkan sebagaimana
ia memilih salah satu dari enam rumpun jabatan yaitu dengan menyebutkan dengan
mudah dan tepat tipe kepribadian Realitis, intelektual, Sosial, Konvensional,
Enterprising dan Artistik. Arah pilihan yang pertama (primer) adalah suatu
fungsi dari sifat-sifat (karakteristik) yang dominan dengan pola-pola
kepribadiannya (yaitu, tipe model yang paling menyerupainnya).
Arah
pilihan jabatan yang kedua (sekunder) merupakan suatu funsi
karakteristikyang kedua dari pola kepribadiannya, yaitu tipe model kesesuaian
orang yang sekunder. Arah pilihan jabatan yang sekunder menentukan peranan yang
dipilihnya dari golongan jabatan utama yang dipilihnya. Arah pilihan yang
sekunder menggambarkan suatu spesifikasi pemilihan yang terbatas (sempit) atau
pemilihan yang memusat hal ini adalah sama dengan “proses menyalurkan”, yang
oleh han dan mac lean dianggep sebagai pengalaman jabatan.[1]
Stabilitas (kemantapan) dan
fluktuasi (ketidakmantapan) pemilihan jabatan ditandai oleh sifat yang dominan
dan konsisten dari pola kepribadian. Pemilihan tipe Realistisdan Intelektual
pada pria cenderung menjadi stabil, mungkin disebabkan karena sifat yang tidak
sosial dan tidak peka dari tipe Realitis, tidak sosial dan mandiri pada tipe Intelektual.
Dalam kesimpulan ini, perlulah diketahui bahwa pria remaja yang dilaporkan
berangan-angan berpusat disekitar macam lapangan pekerjaan yang sama pada
periode waktu tertentu akan cenderung terjadi pada tipe Realistis dan
Intelektual.
Kemantapan (Konsisten) pola
kepribadian yang mempunyai hubungan yang positif dengan stabilitas pemilihan
jabatan, yaitu beberapa pola primer dan sekunder mengakibatkan terjadinya stabilitas
dibandingkan dengan yang lainnya. Orang-orang yang mantap kepribadiannya
cenderung tidak begitu sering mengubah arah pilihanya, sebaliknya orang dengan
kode jabatan yang sesuai ditandai dengan perubahan yang terlalu sering.
Kekuatan yang menekan lingkungan
tertentu akan mendesak arah pilihan orang adalah suatu fungsi dari tipe yang
menguasai yang ditunjukkan dalam pola kepribadian, sedikit banyak menguasai
pola tipe ini dan profil kemantapan. Situasi-situasi yang sangat berpengaruh
atau kurang berpengaruh terhadap masing-masing tipe adalah sebagai berikut:
1 Tipe
Realistis lebih mudah dipengaruhi oleh hal-hal yang pragmatis
2 Tipe
Intelektual lebih peka dengan pengaruh abstrak,
teoretis, dan pengaruh analitis dan kurang peka dengan pengaruh
materialistisdan sosial.
3 Tipe
Sosial lebih peka terhadap pengaruh agama/kepercayaan,
sosial, dan kemanusiaan, dan kurang peka terhadap pengaruh abstrak dan
analitis.
4
Tipe
Konvensional lebih peka terhadap pengaruh
materialistis dan sosial, dan kurang pka terhadap pengaruh intelektual dan
idealistis.
5 Tipe
Enterprisingi lebih peka terhadap pengaruh sosial,
emosional, antusias dan materialistis, dan kurang peka terhadap pengaruh
intelektual, kemanusiaan, idealistis.
6 Tipe
Artistik lebih peka pada pengaruh pribadi, emosional, dan
imaginatif, dan kurang peka terhadap pengaruh sosial, materialistis dan
realistis.[2]
A.
Prestasi
Akademis
Hal-hal yang
lainnya seperti status sosial-ekonomi dan intelegensi yang sama, aspirasi
pendidikan yang tinggi yang secara positif berhubungan dengan tipe model :
Intelektual, Sosial, Artistik, Konvensional, Enterprising, dan Realitis.
Perumusan bagi
masing-masing tipe memberikan kesan tertentu terhadap tingkat aspirasi,
prestasi dan kepuasan pendidikan. Tipe realitas adalah menyangkut dengan
tindakan yang selamannya bertentangan dengan pikiran, dan menginginkan
memperoleh prestasi yang nyata dibandingkan dengan alam pikiran intelektual.
B.
Performansi
Kreatif
Bagaimanapun
ciri-ciri kepribadian yang dikuasai seseorang, peringkat profilnya yang
tertinggi pada tipe Artistik dan Intelektual, lebih memungkinkan ia akan
mengajarkan secara kreatif. Hipotesis ini bersandar pada perumusan dan fakta
yang berkaitan, yang memberikan kesan bahwa tipe ini memiliki kecenderungan
kreatif. Intelektual dan Artistik lebih kreatif, karena kedua tipe ini sesuai
dengan yang lainnya, maka pola intelektual-Artistik dan pola
Artistik-Intelektual memungkinkan menunjukkan tingkat performansi kreatif yang
tinggi. Sangat berbeda dengan pola realitis-Enterprising terutama tak kreatif,
karena pola ini tidak sesuai dan tipe individual potensinya kurang kreatif.
Kode konsistensi
dan tekanan lingkungan pada bidang atau pekerjaan yang lain akan sama, sifat
dan produk tertentu yang dihasilkanya akan dapat diramalkan dari pola
kepribadian. Jenis analisis ini analog dengan metode analisi profil dari
strong, (Weissman’s, 1958), dimana ia menggunakan penelitian “disposisi
intelektual” siswa dengan kontinum (rangkaian minatteoritis-terapan).[3]
C.
Stabilitas
dan Perkembangan Pribadi
Karena
jenis-jenis tipe berbeda dalam sejarah perkembanganya dan kedewasaan
kepribadiannya, maka mereka mungkin mengalami perbedaan dalam penyimpangan
perilaku. Diduga bahwa tipe realitis (secara harfiah yaitu : Orientasi
Realitis) adalah kurang tepat untuk mengembangakan atau memperkuat problem
penyesuaian sedangkan tipe Artistik lebih memungkinkan. Beberapa fakta yang
menopang hipotesis ini, sekalipun banyak sekali fakta yang saling bertentangan
(Forer, 1948; Garman, 1958, dan Paterson, 1957).[4]
Perbedaan
diantara tipe mengenai riwayat (sejarah) kedewasaan kepribadian , pandangan
persepsual, juga menyatakan secara langsung bahwa tanggapan mereka berlainan
dengan berbagai jenis perawatan psikiatris.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar